Selasa, 03 Juni 2014

Selamatkan Generasi dengan Cukai Rokok !

#‎bosan‬ kampanye capres?

Hari tanpa tembakau sedunia (HTTS) baru saja berlalu, coretan saya di kompasiana tentang tembakau dan tema peringatan HTTs tahun ini link nya bisa dilihat disini http://m.kompasiana.com/post/read/658771/2/curhat-di-hari-tanpa-tembakau-sedunia-htts.html.

Seperti peringatan HTTS tahun lalu, merujuk pada tema HTTS 2013 "hentikan iklan, promosi dan sponsor rokok" pemerintah menghimbau kepada media agar tidak menayangkan iklan rokok pada penanggalan 31 mei, bahkan polemik tentang iklan rokok sempat mencuat saat dukungan regulasi pelarangan iklan rokok untuk disahkan. Hal ini bukan tanpa alasan sebab data WHO menyebutkan bahwa di South-East Asia Region/SEARO , tiga dari empat anak usia 13-15 tahun terpapar oleh iklan rokok, tentu data ini juga sejalan dengan data riset kesehatan dasar tahun (Riskesda) tahun 2013 juga menunjukkan bahwa perilaku merokok penduduk 15 tahun keatas cenderung meningkat dari 34,2 persen menjadi 36,3 persen.

Remaja di usia-usia rentan begini adalah pencontek paling ulung. Cermin panduan mereka adalah warna dominan yang mereka lihat, perilaku merokok tak diadopsi tiba-tiba, bisa karena coba-coba, mencontoh teman sebaya, duplikat orang tua, atau boleh jadi terpapar iklan rokok yang ada di lingkup mereka. Masih menurut WHO SEARO, data menunjukkan 1 dari 10 pelajar di Asia Tenggara memiliki benda yang mencantumkan logo sebuah merek rokok. Tak cuma itu, 7 dari 10 pelajar juga menjumpai merek rokok saat menonton tayangan olahraga di televisi. Keberhasilan iklan sebagai media pemasaran jelas berujung pada adopsi perilaku, inilah muara semua promosi barang ataupun jasa.

Tahun ini peringatan HTTS bertema "Naikkan Cukai Rokok". Berita baiknya akhirnya Kemenkes mendesak Kemenkeu manaikkan cukai rokok minimal 57%. Yah, penikmat rokok di negeri ini usianya semakin dini, tahun 2013 lalu Kemenkes melansir bahwa perokok remaja di indonesia malah naik 12 kali lipat dalam 12 tahun.wow, angka yang fantastis!! rokok memang murah, perbatangnya sangat terjangkau oleh uang jajan (baca: kantong) remaja. Sebuah kompleksitas sempurnah dari pengetahuan akan bahaya rokok yang minim, keterjangkauan plus regulasi yang longgar.

Andai kabar ini terealisasi semoga menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengendalikan tembakau. Pengendalian rokok dan dampaknya sudah mencapai titik kritis. Upaya persuasif berupa peningkatan pengetahuan, menggugah kesadaran dengan penyuluhan tak bisa menjadi poros utama, kini yang dibutuhkan adalah strategi makro yang melibatkan penegakkan regulasi, peraturan daerah (perda) kawasan tanpa rokok (KTR), pembatasan iklan rokok, dan kini peningkatan cukai rokok. Semoga bisa mengendalikan tembakau dan dampaknya bagi kesehatan. Mari dukung upaya-upaya ini, naikkan cukai rokok, lindungi generasi bangsa!

Saya setuju!!
Kamu?
*semoga iya^_^

Kdi, 2 juni 2013
@tatikbahar

^^nite all:)

Tidak ada komentar: