Minggu, 29 Juni 2014

Bidan Sahabat Sejati Perempuan

#Midwives Day

Tak banyak yang tahu bahwa ada satu penanggalan di bulan ini yakni 24 juni 2014 diperingati sebagai hari bidan nasional. Bidan sebuah profesi mulia yang mungkin bagi sebagian kalangan kurang populer. Indikator “kurang populer” nya boleh jadi ketidaktahuan “midwives day” di bulan ini. Bidan adalah salah satu ujung tombak pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak juga berperan besar dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di negeri ini.

Dalam satu waktu jelang peringatan hari bidan nasional, saya berkesempatan memewawancarai ibu-ibu bidan di salah satu wilayah kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari, berikut kutipan wawancara yang sempat saya ingat :)

“saya itu klo ketemu ibu hamil satu kataji saya bilang “posyandu..!! ingat posyandu!!” Ketemu di pasar, ketemu di jalan, ketemu dimana saja satu kataji saya sampaikan” bu posyandu jangan lupa, posyandu…posyandu.. !!!” Dimana-mana saya pergi motto-ku posyandu!! 

Ibu bidan ini berusia 33 tahun dan sudah bekerja kurang lebih 12 tahun sebagai bidan desa, dengan sangat antusias menyampaikan bahwa mottonya selama ini dalam menjalankan tugas adalah mengingatkan ibu hamil untuk ke posyandu, kapan dan dimanapun beliau berjumpa dengan ibu-ibu hamil di wilayah kerjanya.

“Oh klo saya ketemu pasien apalagi ketemu ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis), satuji pesanku ” makan bu!! pokoknya makan!! klo perlu kita berkelahi dengan makanan, ingat bu nah “berkelahi dengan makanan !!!” 

Lain lagi dengan ibu bidan yang satu ini, dalam menjalani tugasnya selama 20 tahun dia punya istilah sendiri untuk menyampaikan pesan ke ibu hamil di wilayah kerjanya, “berkelahi dengan makanan”. Istilah ini biasanya disampaikan pada ibu-ibu hamil yang mengalami masalah gizi selama kehamilannya.

“Oh saya pernahmi saya baku angkat dengan suaminya pasien, dia tidak mau istrinya dibawa ke rumah sakit, padahal istrinya sudah gawat!! saya panggilkan ketua RT!!  klo tugas no HP- nya RT RW harus kita ambil, no HP-nya kader harus kita ambil, minimal kerabatnya harus kita ambil..klo ada apa-apa hubungi bidannya,.. kita syukur sekalimi klo da mau bekerja sama, kita tidak harapji apa-apa”
 
Ibu bidan yang berusia 31 tahun ini menceritakan bahwa pengalaman paling berkesan selama menjalankan tugas menjadi bidan desa adalah saat menangani kehamilan berisiko pasiennya dan suami si ibu hamil tidak bersedia istrinya dibawa ke pusat pelayanan kesehatan dengan alasan masih sanggup menangani sendiri keadaan istrinya, upayanya akhirnya berhasil setelah melibatkan tokoh masyarakat setempat


“Saya itu saya dibilangkan sama ibu hamilku, oh itu ibu bidan memang cerewet, tapi baik kasian hatinya!! Saya to dimana2 pergi klo ketemu masyarakat ..oh ibu bidan… ibu bidan..singgahki..ke rumahki bu bidan!!”

Lain lagi dengan ibu bidan yang satu ini, salah satu kesan paling menyenangkan dalam menjalankan tugasnya sebagai bidan desa adalah dikenal luas oleh masyarakat tempatnya bertugas, kemana pun dia berada sapaan masyarakat tak pernah putus padanya.

Suka dan duka menjadi bidan, bidan sahabat perempuan, bukankah begitu :)

*note 21062014
**kutipan dalam salah satu FGD bersama ibu-ibu bidan
@salamsehat

Tidak ada komentar: