Selasa, 05 Februari 2013

Belajar ikhlas..belajar sabar


Kemarin sore jadwal kami berkumpul dan berdiskusi, seperti biasa setiap Ahad sore adalah jadwal tetap kami bertemu, sayang sekali kali ini teman-teman banyak yang berhalangan hingga hanya kami bertiga dan Ummu Aisyah yang hadir. 

Ada yang unik (menurut saya) dari peristiwa kemarin, sesaat sebelum diskusi dimulai Ummu Aisyah dengan santainya bercerita, "Tadi siang rumah kami kemasukan pencuri, tak ada orang dirumah pencurinya mengambil Laptop Abu Aisyah..bla..bla". Ummu bercerita sambil tertawa dan senyum-senyum kepada kami dan tak ada sedikitpun rawut wajah sedih, muram atau mengeluh dan sejenisnya dari wajahnya,. Dengan santainya beliau menceritakan kronologis kejadian kehilangan laptop tsb..

Ckckck ummu kok bisa setenang itu yah menceritakan kehilangan tsb, saya teringat bulan november tahun lalu juga saya kehilangan laptop, sampai tiga hari berselang masih mikir dan berharap pencurinya berbaik hati mengembalikannya,. saya hanya membayangkan kejadiannya sama tp saya kok tidak bisa setenang ummu..hehee..walaupun pada akhirnya saya mengikhlaskan tapi 2-3 hari setelah kejadian itu masih grasak grusuk kesana kemari curhat dengan nada sedih dll. 

Yah.. mungkin ini yang namanya ikhlas,. Klo diawal sdh ikhlas pahalanya pasti lebih banyak..bukankah keikhlasan+kesabaran itu memang harus di awal?! Wah..wah..motret peristiwa kemarin mesti harus lebih belajar nih..belajar ikhlas..belajar sabar..semoga bisa jadi pelajaran dikemudian hari mengasah diri untuk ini,. 

Teori sih gampang tapi prakteknya itu butuh pembuktian..sabar..ikhlas..memang ilmu tingkat tinggi..

*Belajar setiap hari, mengasah setiap saat..

Pilih; nilai atau uang


"Bu klau nilai pengantar kpendudukan (PK) kta C bsaa perbaikan ?"

"Maaf bu tidak adakah penambahan nilai untuk matakuliah PK bgi saya bu?"

Dua kalimat di atas adalah bunyi Short Massage Service (SMS) yang baru saja mahasiswa kirimkan. Bukan hal baru jika diakhir semester seperti ini banyak mahasiswa yang meminta perbaikan nilai, ada yg terang-terangan menyebutkan nama juga ada yang malu-malu mengirim SMS tanpa nama, bahkan ada yg berani dtg secara langsung tawar-menawar nilai.

Segala cara akan ditempuh agar bisa memperoleh nilai bagus..Aduh, repot juga hadapi kondisi ini..Ketegasan bukan berarti kejam,. Bijak jg tak mau lemah.. Hanya perlu jadi bahan instropeksi ternyata susah juga jadi pendidik, tanggung jawabnya berat,.boleh salah tapi tak boleh bohong..Nah klo kemampuan Anda C saya beri nilai A gmn tuh?!

Saya teringat perkataan teman saya saat kuliah dulu,. "lebih baik saya datangi dosen minta uangnya daripada minta-minta nilai" hehee..senyum-senyum sendiri ingat kalimat ini,. Masih ada ga yah model mahasiswa begini skrg?? :)


Sms sms tak berbalas

sms 1:
" gmn kapanki datang ambil? sy tunggu kedatanganta.. "

seminggu berselang smsnya ga di balas

sms 2:
" bsk klo ke kampus insyaAllah saya singgahkan yah.."

sms ini kembali ga dibalas, dua hari berlalu..

sms 3:
" Maaf beberapa hari ini saya tdk diantar adik-ku ke kampus jadi ga bisa singgahkanki.."

tetap ga dibalas, tiga jam berselang ada balasan bunyinya "sbb, iye Tk b4", sms singkat ini dibalas kembali si pengirim" iye gppji, ga dibalas juga ok, kan bukan pertanyaan to?" terbalas lagi smsnya "sy lupa.."

Jadi ingat teori lupa berarti tdk penting..hehe..

Mungkin ini bisa jadi refleksi kita,. membiarkan sms ga terbalas bisa menimbulkan byk persepsi..sesibuk apapun sempatkanlah membalas sms walau singkat, dua kata, "ok" atau sekedar mengirim sms senyuman kepada saudara insyaAllah akan lebih menjaga dan menghargai..menurut saya ini hal sepele, tapi bukankah kebaikan itu dimulai dari hal-hal sepele?! janganlah memandang enteng sebuah kebaikan bahkan hanya membalas sms sekalipun, alangkah indahnya jika kita saling memahami..

*terinspirasi dari sms-sms tak berbalas