Senin, 29 September 2014

Hari Bersama di Kampung Bajo

Cuaca sedang panas-panasnya tapi tak urung menghalangi kami melangkahkan kaki ke tempat ini. Di kejauhan nampak jejeran rumah panggung berdiri di atas air lautan. Jalan setapak yang harus kami lewati dipenuhi anak-anak kecil yang nampak gembira bermain di tepian jalanan. Rambut mereka menguning terbakar panas mentari, tapi mereka tak peduli dan asyik bermain. Panas adalah sahabat sepermainan mereka, biarlah kulit hitam legam akibat paparan mentari, kegembiraan dan sumringah terpancar jelas dari raut wajah-wajah cilik ini.

Di sudut lain beberapa anak nampak terjun berenang di air laut, gelak tawa riang mereka mengiringi langkah kaki kami menelusuri jalan setapak penghubung di antara rumah. Suara percikan air menyuguhkan lagu merdu tersendiri. Kampung bajo, begitu kami menamainya. Rumah- rumah di bangun dengan model sama berjejer dan bersusun rapi. Suasana kehidupan nelayan sangat terasa. Di beberapa bagian depan rumah penduduk nampak alat penangkap ikan, suara perahu nelayan hidir mudik di hadapan kami, pengemudi sampan-sampan kecil itu wanita. Mengisi perahu dengan berjergen-jergen air bersih.  Di kebanyakan perkampungan pesisir air bersih selalu menjadi masalah utama, sama seperti disini mereka harus keluar kampung untuk mendapatkan air bersih yang dipergunakan keperluan rumah tangga.

Semakin jauh kaki menelusuri jalan setapak, seulas senyuman ramah menyambut kedatangan kami, sambil menggenggam tanganku dia berkata:

"Janganki heran di’...disini itu orang-orang bicaranya keras semua, biasalah saingan sama ombak suaranya.. “

Senyum hangatnya mengembang saat mengucapkan kalimat terakhir. Laut, ombak, dan suara keras membuatku ikut tersenyum.

Coba Lihat, untuk menemui tetangga sebelah tak perlu berkunjung door to door, cukuplah membuka jendela dan menyampaikan keperluan dan tetangga sebelah membalas dengan melakukan hal yang sama.  Laut menjadi penghubung antar rumah. Jembatan dan jalan setapak hanya nampak di depan rumah. Menengok jendela dan pintu belakang langsung menghubungkan kami ke laut. Saat menyantap makan siang semilir angin laut menyapa ditemani cengkrama ikan-ikan kecil di kolong rumah. Melalui jendela mata pun beradu dengan perahu-perahu milik penduduk.

Laut, angin, ikan, dan perahu kembali membuatku tersenyum.

Apa yang kau pikirkan saat melihat laut?

Apa yang ku pikirkan saat melihat laut?

Apa yang kita pikirkan saat mendengar kata bajo ? Laut !

Masyarakat Bajo hidup disini sudah puluhan tahun, namanya Kampung Bajo tapi penghuninya kini tak semua orang bajo. Mereka hidup berdampingan dengan beberapa suku lain dan telah terjadi akulturasi budaya. Namun ada yang tetap sama, kehidupan laut yang tak terpisahkan dari mereka. Suku Bajo dan laut satu kesatuan, mereka hidup dan mencari kehidupan di laut.
Di lao’ denakang-Ku, “Lautan adalah saudaraku”.

Terima kasih harber (baca: hari bersama) telah membawaku ke sudut lain kehidupan laut bersama Suku Bajo. Ukhuwah selalu kan membawamu ke dimensi-dimensi  lain yang menakjubkan, sama seperti harber kali ini.

Seperti Bajo, Lautan adalah kehidupanku!! Seperti kalian  ukhuwah adalah kehidupanku :)

*Ahh harber.. aku menantikan keindahan lain-mu selanjutnya

#catatan harber nangkring di highlight (HL) kompasiana

#catatan harber nangkring selamanya dihatiku :D

@tatikbahar
^^Latepost

Untukmu Bunda: Mengenal Tumbuh Kembang Balita

Sekali lagi masa balita masa emas yang tak boleh dilewatkan begitu saja. Keterlambatan masa pertumbuhan dalam kandungan dapat dikejar dengan memaksimalkan pertumbuhan pada usia-usia emas ini. Mengukur pertumbuhan dan perkembangan pada balita dapat membantu ibu mengontrol status gizi buah hatinya. Pertumbuhan balita dapat di ukur dengan berbagai cara, salah satu cara yang lazim digunakan adalah dengan membandingkan antara Berat Badan (BB) dan TB balita (BB/TB). Pertanyaannya dimanakah ibu dapat mengontrol pertumbuhan balitanya? Posyandu jawabannya. Di Posyandu penimbangan adalah salah satu menu utama, setiap bulan dengan mengunjungi posyandu ibu dapat mengontrol pertumbuhan buah hatinya.

Selain pertumbuhan, indikator lain yang digunakan untuk mengukur status gizi balita  adalah memantau perkembanganya. Jika pertumbuhan sangat berkaitan erat dengan aspek fisik maka perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi/organ individu. Faktor biologis, fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan memiliki peranan besar pada pola ini.  Sebagai contoh apa yang ibu lakukan saat si kecil sulit makan? Pola pengasuhan sangat menentukan untuk menjawab pertanyaan ini. Mari kita simak kutipan percakapan berikut ini

“Saya biarkan saja begitu.. apa yang dia mau saya ikuti saja toh..karena biasa kalau dia tidak mau makan begitumi…”

“Yah..dibiarkan begitu saja..karena mau di apa…kalau dipaksa baru menangis kasian juga..jadi nanti lagi dia minta baru saya kasi..kalau tidak yah nanti dia menangis baru saya kasi makan berarti kan dia lapar mi itu…”

“Saya ganti-ganti makanannya…kalau malas makan biasa saya ganti-ganti makanannya supaya dia tidak bosan toh..”

“Ituji..paling saya paksa makan..makanji tapi hanya dua sendok, baru itumi dia tidak maumi lagi makan…malas sekali makan…”

“Saya beri itu..apakah obat yang menambah nafsu makan…vitamin..saya beri saja vitamin..”

Jawaban yang diberikan ibu sangat beragam, jawaban ini sangat tergantung kondisi biologis ibu (umur, penyakit yang diderita, hormon), kondisi fisik (keadaan rumah, cuaca, musim), kondisi psikologis (stress, kualitas interaksi anak-ibu, motivasi, niat), kondisi sosial (penghasilan keluarga, pekerjaan, pendidikan, jumlah anak). Dari faktor-faktor inilah yang menentukan jenis makanan yang diberikan juga frekuensi pemberian makanan pada balita. Faktor-faktor inilah yang membentuk pola pengasuhan makan pada balita.
Akhirnya pada masa-masa emas ini anak balita memandang segala sesuatu hanya dari sudut pandangnya. Ia adalah raja/ratu kecil yang harus dipenuhi semua keinginannya termasuk urusan makanan. Tapi bukanlah dalam sebuah kerajaan selalu ada permasuri, ibu suri yang selalu bisa menaklukkan hati raja dan ratu kecilnya, permaisuri itulah bunda. Untuk memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan pada usia emas ini, Yuks mengenal lebih jauh tumbuh kembang balita :)

#Catatan kecil

#Untukmu  bunda dan calon bunda

#Persiapkan diri sebaik mungkin menjadi permaisuri :)

salam
@tatikbahar

Rokok dan Kehamilan

MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN

Pesan ini begitu familiar. Ibarat pesan berantai selama kurang lebih 11 tahun sejak tahun 2002-2013 pesan ini adalah tertera pada kemasan rokok dan produk tembakau lainnya yang memperlihatkan beragam efeknya pada kesehatan manusia. Kini dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 tahun 2012, kemasan tembakau maupun iklan harus menyertakan gambar peringatan terdiri 40% dari bungkus rokok ditambah pesan ini “Merokok Membunuhmu” (sumber: wikipedia).

Khusus rokok dan kehamilan suatu waktu saya berkesempatan menyimak sebuah percakapan sebagai berikut:

“Ada yang merokok ini (menunjuk suaminya).. biasa dia merokok dekatku… pernah saya pindah karena lain-lain bau rokoknya..dia tau tetapi biar dilarang dia masih merokok.. asapnya itu mau kemana pasti sama saya.. kalau dia merokok disampingku saya larikan karena saya tidak bisa cium bau rokok… bau asap rokoknya suamiku itu dia tahu tapi dia tidak pergi…”

Ibu ini sedang hamil 8 bulan dan bercerita tentang suaminya, saat dikonfirmasi ke suaminya, suaminya berdalih :

“Karena kebiasaan tidak sadar..biasa kita cerita-cerita ada rokok ditangan, tidak sadar…”

Di suasana lain, pada ibu hamil yang berbeda :

“Suamiku merokok..saya tahu bahayanya seperti yang tertulis disampul rokok itu, dia bisa merokok didekatku tapi saya tidak pindah…”

“Suamiku merokok… biasa setelah makan dia langsung merokok… sering disampingku… saya dengar ibu hamil tidak bisa terkena asap rokok, tetangga yang bilang begitu… saya sampaikan ke suami dia bilang saya tahu itu semua (kata suami saya)… tetapi satu hari habis satu bungkus rokok…”

Bahaya rokok terhadap kehamilan sudah banyak ditemukan pada berbagai penelitian, karbon monoksida dari asap rokok dapat mengikat Hb dalam darah ibu hamil yang menyebabkan distribusi makanan dan suplai makanan ke janin terganggu. Kondisi ini beresiko terhadap kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin. Pada penelitian Subramoney S di Mumbay India menyatakan bahwa wanita hamil yang terpapar asap rokok berisiko 1,7 kali lebih besar menderita anemia dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak merokok.

Untuk fenomena rokok dan kehamilan biasanya 1) ibu hamil terpapar asap rokok dari suami mereka (2) Perilaku merokok suami secara sadar dan tidak sadar dilakukan, sekalipun istri sedang hamil (3) Ibu hamil mengetahui bahaya rokok bagi kehamilan dan janin tapi tidak bisa menghindari keterpaparan asap rokok (4) Suami telah mengetahui bahaya rokok bagi kehamilan dan janin tapi tetap merokok di dekat istri yang sedang hamil dikarenakan faktor kebiasaan.

Tentang kebiasaan, sulitnya merubah kebiasaan. Kebiasaan adalah arti yang menunjuk pada suatu kenyataan yang bersifat obyektif sebagai perwujudan kemauan dan keinginanan. Rokok sebagai salah satu faktor risiko yang membahayakan kehamilan sayang sekali efeknya tidak langsung terasa, namun jika faktor ini terakumulasi pada berbagai faktor risiko lain misalnya anemia, pendarahan, dan preklamsia dapat memperbesar risiko kematian karena melahirkan.

Menjaga ibu hamil dari keterpaparan asap rokok mengurangi satu risiko potensi bahaya selama kehamilan.

Salam Sehat
@tatikbahar

Sulitnya Melakukan Pemeriksaan Kehamilan Rutin Pada Awal Kehamilan

Kehamilan adalah anugerah bagi seorang perempuan. Alamiahnya setiap perempuan yang mengalami  kehamilan mengalami perubahan fisiologis dan psikologis, karenanya selama masa ini seorang perempuan perlu mendapatkan perhatian dan perawatan khusus. Pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil dikenal dengan istilah ANC (antenatal care) yakni pemeriksaan berkala 4 kali selama kehamilanya; 1 kali pemeriksaan di trimester satu (usia 1-3 bulan kehamilan), satu kali pemeriksaan di trimester dua (4-6 bulan kehamilan), dan dua kali pemeriksaan pada trimester kedua (7-9 bulan kehamilan).
Sayang sekali dalam perkembangannya banyak kendala dalam pelayanan dan perawatan kehamilan ini. Biasanya ibu hamil berkunjung ke pusat pelayanan kesehatan setelah  trimester kedua kehamilan. Jlika ada yang berkunjung pada awal kehamilan dikarenakan ibu mengalami gangguan dan keluhan hingga perlu mendapatkan perawatan. Banyak alasan yang dikemukan oleh ibu hamil mengapa enggan memeriksakan kehamilannya sejak awal kehamilan. Beberapa alasan akan dirangkum dalam tulisan berikut ini:
  1. Ibu hamil yang memeriksakan kehamilan pertama kali pada trimester kedua disebabkan pandangan bahwa pemeriksaan kehamilan baru boleh dilakukan saat kehamilan dianggap kuat (kandungan ibu di anggap kuat nanti setelah melewati usia trimester pertama).

  2. Kepercayaan pada budaya pamali (tak boleh dipegang dan keguguran juga menjadi faktor yang menghambat ibu hamil memeriksakan kandungannya ke pusat-pusat pelayanan kesehatan.

  3. Ibu hamil tidak mengetahui kehamilannya karena masih menggunakan alat kontrasepsi hormonal (Pil dan suntik).

  4. Pengalaman pertama hamil (kehamilan anak pertama).

  5. Fasilitas posyandu yang kurang memadai (tidak ada tempat duduk bagi ibu hamil selama menunggu).

  6. Kepercayaan akan budaya ‘pamali’ jika keluar rumah di awal-awal kehamilan akan membahayakan kehamilan.
Well dari beberapa sebab di atas, aspek sosial budaya ternyata masih mendominasi. Secara umum masih sangat lazim adanya kepercayaan-kepercayaan tertentu menyangkut ibu hamil dan anak yang dikandungnya, sehingga ibu hamil dikenakan banyak keharusan atau larangan tertentu yang berlaku selama kehamilan. Disisi lain ada beberapa risiko yang ditimbulkan saat kunjungan K1 (kunjungan di trimester satu kehamilan) terlewatkan, salah satunya ditemukan ibu hamil mengalami lemas, letih dan loyo juga ditemukan ibu hamil yang mengalami kurang gizi termasuk anemia defesiensi besi yang bisa membahayakan kehamilan ibu.
Itulah beberapa alasan yang bisa kami rangkum mengapa ibu hamil sulit melakukan pemeriksaan kehamilan rutin pada awal kehamilan.

Senin, 01 September 2014

Malam Indah

Malam..
Dikau meluruh dan menenggelamkan bayangan
Malam..
Kulihat bulan tersenyum menyapa kegelapan
Malam..
Kusapa senyap saat melukis keindahan bintang
Malam..
Kumenemukan keindahan saat langit bercerita tentang keiklasan..Tentang mentari yg rela berbagi secercah sinar untuk keindahan
Malam..
Bersamamu aku menemukan keindahan dibalik keikhlasan 


Kdi, 0102014
@tatikbahar

Kelor Pohon Ajaib untuk Buah Hati Bunda

Bunda punya masalah dengan si kecil yang susah makan? Cemas berat badan balita bunda tidak betambah? Masa balita masa emas pertumbuhan bunda, pastikan balita bunda terpenuhi kecukupan gizinya. Bunda khawatir yah makanan utama si kecil tidak pernah habis? Makan sedikit, malas makan atau bunda merasa balita bunda banyak makan tapi kok badannya masih kecil dan kurus? Mungkin itu artinya jagoan bunda belum terpenuhi zat gizi sesuai kebutuhannya. Si kecil pasti butuh makanan selingan, jika dibiarkan masa-masa emas pertumbuhan balita dapat berujung pada kurang gizi, kemampuan kognitif dan performance anak-anak bunda menurun belum lagi ancaman penyakit infeksi sangat rentan untuk balita-balita yang kurang gizi.

Bingung dengan makanan selingan apa yang baik buat si kecil? Yuk manfaatkan tanaman lokal bernilai gizi tinggi, kelor (Moringa Oleifera) harganya sangat murah dengan zat gizi melimpah. Moringa oleifera pohon ajaib ini tumbuh subur di kampung kita. Kelor selama ini dikonsumsi biasanya dalam bentuk sayuran untuk pelengkap menu makanan utama, sayang sekali anak kecil biasanya malas mengkonsumsi sayuran, lebih menyukai jajanan ketimbang menu utama buatan bunda.

Kelor dengan tampilan imut kelor menyimpan nutrisi yang menakjubkan, 4 kali kandungan kalsium dalam susu, 4 kali kandungan vitamin A wortel, 7 kali vitamin C jeruk, 4 kali kalsium susu, 50 kali kandungan vitamin B3 kacang, 36 kali kandungan magnesium telur, 25 kali kandungan zat besi dalam bayam dan 4 kali potassium pisang. Kelor juga mengandung 18 dari 20 asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, 4 diantaranya termasuk asam amino essensial. Luar biasa, kelor pohon ajaib!! Vitamin dan mineralnya jauh lebih unggul dibanding sayuran lain.

Sebuah penelitian yang berjudul nutritional and clinical rehabilitation of severely malnourished children with moringa oleifera lam. Leaf powder in ouagadougou (Burkina Faso)  menunjukkan terjadi peningkatan yang significant  pada kelompok yang menerima suplemen kelor rata-rata peningkatan berat badannya lebih tinggi (8,9±4,3 gr per kg per hari) dibanding kelompok kontrol  yang tidak menerima suplemen kelor(5,7±2,72 gr per kg per hari).

Well, ketika  ingin mengkreasikan makanan selingan bunda punya banyak pilihan untuk jenis  makanan selingan ini, pastikan kelor ada di pilihan-pilihan itu, makanan cemilan dengan mengkombinasikan kelor menjadi salah satu pilihannya, dengan bahan yang sangat sederhana, murah, dan mudah didapat, kelor bisa menjadi pilihan untuk campuran penganan buah hati bunda, campurkan kelor untuk resep-resep yang bunda buatkan untuk cemilan si kecil. Aman dari zat berbahaya dan tentu bernilai gizi tinggi. Yuk hayuukk, jangan lewatkan kelor jadi tambahan nutrisi buah hati bunda. Kelor pohon kehidupan tumbuh subur dan jadi tanaman pagar, sayang kan jika tidak di manfaatkan? Zat gizinya TOP :)

*yuhuu ini dia #pesanberantaikelor‬