Minggu, 26 April 2015

Remaja dan gizi



Masa remaja masa yang paling indah siapa yang tak familar dengan kalimat ini, masa muda masa emas, pilihan masa ini menentukan tonggak masa depan. Remaja dan kemudaan, masa penuh warna, ibarat kupu-kupu yang ingin terbang tinggi mengepakkan sayap-sayap indahnya, ingin memperlihatkan pada dunia siapa dirinya, keinginan eksis mulai menyeruak dan ingin diakui. Hey lihatlah!! aku  bukan anak kecil lagi, aku telah dewasa!

Remaja dengan segala potensinya mengalami pertumbuhan fisik yang pesat dengan aktifitas yang padat, aktifitas di sekolah, kuliah, ekstra kurikuler, dan seabrek aktifitas sosial  lainnya menyebabkan meningkatnya kebuhan gizi dibanding masa anak-anak. Konsekuensi ini menuntut kebutuhan gizi harus terpenuhi dengan baik. Contoh sederhana setiap bulan remaja putri membutuhkan makanan dengan zat besi tinggi karena mengalami menstruasi, sayangnya remaja putri umumnya kurang memperhatikan hal ini. Coba tanya kepada para gadis, lebih perhatian kemana? memperbaiki pola konsumsi saat haid? Atau lebih memperhaikan penampilan diri? parahnya saking menjaga penampilan ini, remaja perempuan berpotensi kekurangan gizi, takut gemuk diet berlebihan, takut jerawatan  makanan dijadikan kambing hitam. Upss semoga itu bukan kamu.

Nah untukmu remaja yang ingin sehat dan berprestasi hebat  berikut ini akan dipaparkan beberapa  penyebab masalah gizi remaja, yuks bersama  ayo kita kenali :

Pertama, kebiasaaan makan yang buruk. Remaja dengan seabrek aktifitas sering makan tidak teratur, banyak remaja yang sering melewatkan makan pagi, padahal sarapan pagi berfungsi sebagai sumber tenaga untuk melakukan kegiatan pada hari itu. Tidak jarang pula mereka lebih memlih makanan ringan ‘nol kalori’. Parahnya ,makanan ringan ini menghilangkan selera makan makanan bergizi lain, belum lagi hobi jajan yang digandrungi remaja. Hmm benar-benar kebiasaan yang tak boleh dipelihara.

Kedua, pemahaman gizi yang keliru. Langsing sebuah kata yang menghipnotis remaja khususnya remaja putri. Berbagai cara ditempuh untuk menjadi langsing termasuk membatasi makanan secara keliru, penilaian teman-teman sebaya sangat mempengaruhi perilaku makan mereka sehingga  mereka berusaha menampilkan diri sesuai nilai kelompok sebayanya, cantik itu harus langsing!! persepsi ini membuat remaja putri hanya makan sekali sehari atau malah memilih tidak makan nasi  sama sekali demi menjaga berat badan. Konon dua hal sensitif untuk perempuan salah satunya adalah berat badan, jangan pernah bilang ke mereka ‘kamu gemuk!’  wah bisa panjang lebar tuh diskusinya.

Ketiga, kesukaan berlebihan terhadap makanan tertentu. Kesukaan berlebihan terhadap makanan tertentu  bisa saja membuat kebutuhan gizi tidak terpenuhi. Hal ini sangat erat kaitannya dengan mode. Remaja dengan pergaulan sosialnya sudah mulai terpengaruh trend makanan tertentu, demam fast food, pizza, burger, minuman bersoda telah menjalar bahkan hingga ke pelosok negeri ini. Padahal semua kita faham makanan-makanan ini tergolong  junk food yang tidak baik di konsumsi secara terus menerus, tapi sulitnya karena makanan-makanan tadi simbol pergaulan dan eksistensi remaja masa kini.

Keempat, promosi berlebihan di media  massa. Melihat idola mengkonsumsi makanan tertentu menarik perhatian remaja untuk mencoba makanan-makanan produk baru. Usia coba-coba memang ada pada masa ini termasuk soal pilihan makanan. Kondisi ini dimanfaatkan dengan baik oleh pengusaha makanan untuk pemasarkan produk-produk  mereka. Makanan yang mengandung banyak lemak, garam, gula, dan tinggi kalori plus minuman bersoda diiklankan dimana-mana dengan target sasaran kaum muda. Padahal makanan ini tidak berguna bagi tubuh apalagi untuk remaja yang masa pertumbuhannya sedang berlangsung.

Well, jadi untukmu remaja mesti bagaimana menghadapi masalah-masalah ini? Setiap masalah pasti ada jalan keluar termasuk juga soalan ini. Di Indonesia kita mengenal istilah gizi seimbang, dan gizi seimbang dijabarkan dalam empat pilar  sebagai berikut:

1.       Makan makanan bervariasi
Agar makanan yang dikonsumsi berkualitas perlu diperhatikan unsur adekuat (memberi zat gizi, serat, dan energi dalam jumlah yang cukup), seimbang dalam zat gizi lainnya, terkontrol kalori (tidak berlebihan nilai kalorinya), moderat (tidak berlebihan lemak,garam,gula dan zat lainnya), bervariasi  (makanan yang dikonsumsi berbeda dari hari ke hari).

2.       Aktifitas fisik
Kemajuan teknologi menyebabkan hidup semakin mudah hingga aktifitas fisik berkurang, kebiasaan di depan komputer juga menyita waktu dan menyebabkan aktifitas fisik jarang dilakukan. Bila kalori yang masuk berlebihan dan tidak dibarengi dengan aktifitas fisik yang cukup maka bisa berakibat obesitas, apalagi dengan aktifitas yang padat membuat remaja tidak lagi memiliki waktu untuk berolahraga secara teratur.

3.       Pemantauan Berat Badan.
Pemantauan berat badan penting dilakukan secara berkala, karena berat badan merupakan indikator yang mudah di ukur untuk menentukan status gizi seseorang. Sangat penting bagi para remaja untuk mempertahankan berat badan ideal. Hal ini bermanfaat sebagai tindakan preventif terhadap obesitas ataupun KEK (Kekurangan Energi Protein) pada remaja.

4.       Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Kebiasaan hidup bersih harus ditanamkan sejak dini, dan peran orang tua dan keluarga sangat dominan dalam pembiasaan hidup bersih dan sehat sejak dini. Mencuci tangan sebelum makan, kebersihan gigi dan mulut, menutup makanan dengan tudung saji, memilih jajanan yang aman (tidak terlalu manis, tidak terlalu berlemak dan tidak terlalu asin). Selain pola hidup bersih, pola hidup sehat juga harus diperhatikan seperti tidak merokok, melakukan aktifitas fisik yang cukup, tidak menggunakan narkoba, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol yang kesemuanya akan berpengaruh pada pola gizi seimbang dan merugikan kesehatan.

Siap menjemput masa depan cemerlang? Sehat syarat utamanya . yuk persiapkan diri menjemput kesuksesan, jangan biarkan kesuksesan terengut oleh sakit dan penyakit, remaja harus bisa hidup sehat? Sehat investasi masa depan jadi harus diupayakan sejak dini, gizi seimbang bisa menjadi  pilihan, jika tidak sekarang kapan lagi? Jika bukan kamu siapa lagi? saya setuju, kamu juga kan ? 

Salam Sehat

Tidak ada komentar: