Kehamilan
adalah anugerah bagi seorang perempuan. Alamiahnya setiap perempuan
yang mengalami kehamilan mengalami perubahan fisiologis dan psikologis,
karenanya selama masa ini seorang perempuan perlu mendapatkan perhatian
dan perawatan khusus. Pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil dikenal
dengan istilah ANC (antenatal care) yakni pemeriksaan berkala 4
kali selama kehamilanya; 1 kali pemeriksaan di trimester satu (usia 1-3
bulan kehamilan), satu kali pemeriksaan di trimester dua (4-6 bulan
kehamilan), dan dua kali pemeriksaan pada trimester kedua (7-9 bulan
kehamilan).
Sayang sekali dalam perkembangannya banyak kendala dalam pelayanan dan perawatan kehamilan ini. Biasanya ibu
hamil berkunjung ke pusat pelayanan kesehatan setelah trimester kedua
kehamilan. Jlika ada yang berkunjung pada awal kehamilan dikarenakan ibu
mengalami gangguan dan keluhan hingga perlu mendapatkan perawatan. Banyak
alasan yang dikemukan oleh ibu hamil mengapa enggan memeriksakan
kehamilannya sejak awal kehamilan. Beberapa alasan akan dirangkum dalam
tulisan berikut ini:
- Ibu hamil yang memeriksakan kehamilan pertama kali pada trimester kedua disebabkan pandangan bahwa pemeriksaan kehamilan baru boleh dilakukan saat kehamilan dianggap kuat (kandungan ibu di anggap kuat nanti setelah melewati usia trimester pertama).
- Kepercayaan pada budaya pamali (tak boleh dipegang dan keguguran juga menjadi faktor yang menghambat ibu hamil memeriksakan kandungannya ke pusat-pusat pelayanan kesehatan.
- Ibu hamil tidak mengetahui kehamilannya karena masih menggunakan alat kontrasepsi hormonal (Pil dan suntik).
- Pengalaman pertama hamil (kehamilan anak pertama).
- Fasilitas posyandu yang kurang memadai (tidak ada tempat duduk bagi ibu hamil selama menunggu).
- Kepercayaan akan budaya ‘pamali’ jika keluar rumah di awal-awal kehamilan akan membahayakan kehamilan.
Well dari beberapa sebab di atas, aspek sosial budaya ternyata masih mendominasi. Secara
umum masih sangat lazim adanya kepercayaan-kepercayaan tertentu
menyangkut ibu hamil dan anak yang dikandungnya, sehingga ibu hamil
dikenakan banyak keharusan atau larangan tertentu yang berlaku selama
kehamilan. Disisi lain ada beberapa risiko yang
ditimbulkan saat kunjungan K1 (kunjungan di trimester satu kehamilan)
terlewatkan, salah satunya ditemukan ibu hamil mengalami lemas, letih
dan loyo juga ditemukan ibu hamil yang mengalami kurang gizi termasuk
anemia defesiensi besi yang bisa membahayakan kehamilan ibu.
Itulah beberapa alasan yang bisa kami rangkum mengapa ibu hamil sulit melakukan pemeriksaan kehamilan rutin pada awal kehamilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar