Sekali lagi masa balita masa emas yang tak boleh dilewatkan begitu saja. Keterlambatan masa pertumbuhan dalam kandungan dapat dikejar dengan memaksimalkan pertumbuhan pada
usia-usia emas ini. Mengukur pertumbuhan dan perkembangan pada balita
dapat membantu ibu mengontrol status gizi buah hatinya. Pertumbuhan
balita dapat di ukur dengan berbagai cara, salah satu cara yang lazim
digunakan adalah dengan membandingkan antara Berat Badan (BB) dan TB
balita (BB/TB). Pertanyaannya dimanakah ibu dapat mengontrol pertumbuhan balitanya? Posyandu jawabannya. Di
Posyandu penimbangan adalah salah satu menu utama, setiap bulan dengan
mengunjungi posyandu ibu dapat mengontrol pertumbuhan buah hatinya.
Selain pertumbuhan, indikator lain yang digunakan untuk mengukur status gizi balita adalah memantau perkembanganya. Jika pertumbuhan sangat berkaitan erat dengan aspek fisik maka perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi/organ individu. Faktor biologis, fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan memiliki peranan besar pada pola ini. Sebagai
contoh apa yang ibu lakukan saat si kecil sulit makan? Pola pengasuhan
sangat menentukan untuk menjawab pertanyaan ini. Mari kita simak kutipan
percakapan berikut ini:
“Saya biarkan saja begitu.. apa yang dia mau saya ikuti saja toh..karena biasa kalau dia tidak mau makan begitumi…”
“Yah..dibiarkan begitu saja..karena mau di
apa…kalau dipaksa baru menangis kasian juga..jadi nanti lagi dia minta
baru saya kasi..kalau tidak yah nanti dia menangis baru saya kasi makan
berarti kan dia lapar mi itu…”
“Saya ganti-ganti makanannya…kalau malas makan biasa saya ganti-ganti makanannya supaya dia tidak bosan toh..”
“Ituji..paling saya paksa makan..makanji tapi hanya dua sendok, baru itumi dia tidak maumi lagi makan…malas sekali makan…”
“Saya beri itu..apakah obat yang menambah nafsu makan…vitamin..saya beri saja vitamin..”
Jawaban yang diberikan
ibu sangat beragam, jawaban ini sangat tergantung kondisi biologis ibu
(umur, penyakit yang diderita, hormon), kondisi fisik (keadaan rumah,
cuaca, musim), kondisi psikologis (stress, kualitas interaksi anak-ibu,
motivasi, niat), kondisi sosial (penghasilan keluarga, pekerjaan,
pendidikan, jumlah anak). Dari faktor-faktor inilah yang menentukan
jenis makanan yang diberikan juga frekuensi pemberian makanan pada
balita. Faktor-faktor inilah yang membentuk pola pengasuhan makan pada
balita.
Akhirnya pada masa-masa
emas ini anak balita memandang segala sesuatu hanya dari sudut
pandangnya. Ia adalah raja/ratu kecil yang harus dipenuhi semua
keinginannya termasuk urusan makanan. Tapi bukanlah dalam sebuah
kerajaan selalu ada permasuri, ibu suri yang selalu bisa menaklukkan
hati raja dan ratu kecilnya, permaisuri itulah bunda. Untuk
memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan pada usia emas ini, Yuks
mengenal lebih jauh tumbuh kembang balita :)
#Catatan kecil
#Untukmu bunda dan calon bunda
#Persiapkan diri sebaik mungkin menjadi permaisuri :)
salam
@tatikbahar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar