#PautanHati
sore ini tanpa direncanakan situasi membawaku ke rumah saudariku ini,
sebuah accident kecil terjadi yang membuatku tak bisa pulang ke rumah.
Alhamdulillah setelah menunaikan sholat ashar, kami mengobrol santai
ditemani minuman dan santapan kue kecil di temani kumpulan buku-buku
yang tersusun rapi dikamarnya. Selain aneka pernak-pernik dan kumpulan
bantal boneka, ada tumpukan novel bersusun
rapi disana, wah penggemar novel juga dia, jadi deh kami mengisi
ngobrol sore ini tentang buku-buku bacaan bertema ringan.
Dia
mengeluarkan tumpukan buku 'tereliye' pengarang novel yang selalu
menyisipkan pesan-pesan kebaikan itu; kau aku dan sepucuk angpau merah,
berjuta rasanya, bidadari surga, sepotong hati yang baru.
"Ka mau baca ini?" sambil memegang beberapa buku tereliye itu.
"Pertama kali saya membaca buku tereliye,.. ini (saya menunjuk buku
bersampul merah "kau aku dan sepucuk angpau merah) dan terakhir kali
membaca buku tereliye itu judulnya 'daun'...
Para penggemar
tereliye pasti tau kelanjutan judul buku kedua yang saya sebutkan, saya
tidak menyukai endingnya hingga malas menyebut judul bukunya
lengkap-lengkap..hehehee. Buku-buku karangan Dee juga berjejer di meja
belajarnya, rangkaian kisah supernova dan rectoverso terpajang di sana,
saya hanya menebak judul-judul buku itu dari sampulnya. Buku-buku Paulo
Coelho, hingga ke buku inspiratif islami Salim A Fillah, Chicken Soup
for the Couple, dan beberapa buku cerita inspiratif terjemahan (saya ga
hafal satu-satu saking banyaknya).
"Ka saya lagi baca buku ini,
hipertensi" Dia melanjutkan (sambil menyodorkan padaku buku fotocopian
bersampul biru), dia melanjutkan..
"Ka saya jadi tau banyak tentang
hipertensi karena buku ini" saya melirik sekilas ke buku kopian
berbahasa inggris itu, dia berkata lagi "Buku ini pinjaman Ka, karena
saya menyukainya jadi difotocopi soalnya yang empunya hanya memberi
pinjaman sehari" Sambil tersenyum dia bercerita.
Saya bertanya padanya "Wah wah, beli semua yah buku-buku ini de?"
Dia menjawab "tidak ka, banyak juga yang diberi sebagai hadiah".
Nah jawaban inilah yang menarik pada kunjungan saya sore ini, di
beberapa sampul bukunya memang tertulis pesan penanda bahwa buku-buku
itu hadiah dari seseorang. Selain buku-buku itu, saya juga melihat
beberapa barang lain yang dia kisahkan sebagai bingkisan, sambil
menunjuk benda-benda kado lainnya beserta momen saat dia diberikan. Ada
boneka bergambar dirinya, dua atau tiga boneka bantal, cangkir beraneka
ragam dan rupa, tas, aneka ria pajangan kamar, jika tidak salah juga dia
pernah menyebutkan baju dan sepatu kiriman yang berasal dari
teman-temannya, wah saya jadi nyeplos "cowok semua yah yang memberi
hadiah-hadiah ini de?" dia spontan menjawab sambil tertawa "yeahhh,
tidak dong ka ini hadiah dari teman cewek juga ka". Hhehe saya hanya tersenyum.
Biasanya memberi hadiah ke orang lain itu karena beberapa sebab, karena
moment yang istimewa atau karena person-nya yang istimewa, menerima
banyak kado/hadiah atau bingkisan (bukan suap, sogok, dan sejenisnya;
maaf perjelas red:)) boleh jadi karena pribadi/personnya istimewa,
kedekatan dan keakraban akan hadir dengan saling memberi hadiah,
tuntunan 'dien' ini mengajarkan, "saling memberi hadiahlah kalian
niscaya kalian akan saling mencintai" jika hati tergerak memberi
hadiah, semoga kasih sayang subur diantara keduanya. Mungkin demikian
teorinya, hiks kembali mikir "gimana aku dan sahabat-sahabatku? apa
kasih sayang di hati kami telah terpaut? Mungkinkah "hadiah" jawabannya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar