#HTTS
#HariTanpaTembakauSedunia
Sebagai pengguna layanan publik khususnya angkutan kota ini, hal yang
paling menyebalkan saat naik angkot selain aksi ngebut-ngebutan sopir
adalah’ rokok’.,
Huppfff.. jika saja ada survei tujuh dari sepuluh sopir angkot
yang hilir-mudik pengemudinya pasti merokok, haripun makin sempurnah
jika diangkot penumpangnya lainnya juga ikut merokok.
Pemandangan seperti ini adalah lazim adanya, ada saatnya mimik dan
gesture tubuh cukup menggugah kesadaran penumpang lain untuk mematikan
rokoknya, tetapi ada saat bahasa tubuh tak mampu mengantarkan pesan
tersirat, teguran, atau mungkin pilihan terakhir mengganti angkot adalah
jalan keluar.
Yah.. terlihat jelas kesadaran akan bahaya tembakau bagi kesehatan masih
sangat rendah. Kalimat ini “Merokok mati, tidak merokok mati, merokok
sampai mati” biasa terdengar. Pergantian slogan di iklan rokok “Merokok
membunuhmu” diplesetkan lagi, “merokok kan membunuhmu bukan
membunuhku..”, ckckck., tetep aja ada soal ada jawab!
Well, tengoklah sudah puluhan tahun negeri ini ada gerakan menggugah
kesadaran bahaya rokok, tetapi data Kemenkes tahun 2013 lalu menunjukkan
bahwa perokok remaja di indonesia malah naik 12 kali lipat dalam 12
tahun ini, linknya ada di sini http://health.detik.com/read/2013/05/30/150628/2260457/763/kemenkes-perokok-remaja-di-indonesia-naik-12-kali-lipat-dalam-12-tahun.
Data WHO SEARO (South-East Asia Region) dalam rilisnya mengungkap, 3
dari 4 anak usia 13-15 tahun terpapar oleh pesan rokok, mampir ke sini http://health.detik.com/read/2013/05/28/132831/2257932/763/who-3-dari-4-anak-terpengaruh-iklan-rokok?l771108bcj.
Data riset kesehatan dasar tahun (Riskesda) tahun 2013 juga menunjukkan
bahwa perilaku merokok penduduk 15 tahun keatas cenderung meningkat dari
34,2 persen menjadi 36,3 persen, saya kutip dari sini http://depkes.go.id/downloads/riskesdas2013/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf
Data-data ini tentu layak menjadi bahan perhatian, remaja sebagai
kalangan rentan mencari eksistensi dengan merokok maka risiko mengidap
penyakit mematikan berbanding lurus dengan usia dini merokok.
Hari ini 31 mei 2014, kembali diperingati sebagai hari tanpa tembakau
sedunia (HTTS), gerakan yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat
akan bahaya tembakau bagi kesehatan, acara tahunan berisi himbauan
untuk para perokok agar berhenti merokok selama 24 jam serentak di
seluruh dunia. Menggugah dan menarik perhatian publik akan dampak
merokok bagi kesehatan.
Peringatan HTTS tahun 2013 lalu menjadi isu
public dengan tema “Hentikan Iklan, Promosi, dan Sponsor Rokok” Tahun
ini tema yang diangkat pengusung HTTS di situs resmi WHO “Raise taxes on tobacco” linknya ada disini http://www.who.int/campaigns/no-tobacco-day/2014/event/en/ . “Naikkan Cukai Rokok, Lindungi Generasi Bangsa”.
Jika rokok adalah tataran mind set ideologi, garis tegas yang harus
ditebalkan?! Pro kesehatan atau pro rokok? Jika masih abu-abu rokok dan
uraian masalahnya sepertinya masih jadi PR panjang.[]
*saya ingin hidup sehat tapi saya tak bisa hidup sehat, bukan karena
saya tak mau tapi karena saya tak mampu. Sehat dan bebas asap rokok
mungkin barang mahal andai usaha masih dalam tataran individu, karena
itu gerakan pemberdayaan akan bahaya merokok tak boleh berhenti,
dukungan sosial juga tak kalah penting, tetapi andai di Kota ini
regulasi pro kesehatan terwujud “Kawasan Tanpa Rokok (KTR)”, tak akan
ada lagi pagi-pagi menyebalkan seperti prolog tulisan ini:(
**
Kdi,01;20 WITA - 31052014, Curhat pengguna angkot di Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2014
^^niteall
Tidak ada komentar:
Posting Komentar