Kisahku dan a bang
***
Bang.. Bang.. Tobat saya Bang.. Janji tak ku ulangi Bang..
Kami pun punya pengalaman tak terlupakan soal bang yang satu ini. Tahun 2012 silam entah gimana awalnya bisa terjerat dosa besar ini, mungkin karena saat itu ada teman ibu yang ingin melepas KPR rumahnya dengan harga miring, beliau sekeluarga lagi di runung masalah dan menawarkan take over kredit rumahnya pada ibu, karena ibu suka dengan lokasi rumah, apalagi dekat pasar, kampus, rumah sakit, pusat perkantoran, sekolah, maka ibu membujuk ku untuk melanjutkan cicilan KPR itu. Setelah diskusi dengan keluarga akhirnya diputuskan mengambil rumah itu.
"Baiklah daripada gaji juga habis percuma, biarlah gpp deh mulai cicilan rumah" Pikirku saat itu.
Tahun berlalu, hingga 2016 tidak ada masalah dengan KPR kami, hingga pada suatu malam saya berdiskusi dengan suami, suami bertanya
"coba ingat2 kembali, sejak kapan kita sering sakit?"
Saya jawab pertanyaan suami sambil merenung, yah tahun 2014 saya pernah masuk rumah sakit karena sakit perut berkepanjangan, gejalanya sudah terasa sejak 2013 tapi akut benar2 pas lebaran 2014, Saya harus diopname di RS selama beberapa hari. Penyakitnya tidak berhenti sampai di situ, akhir tahun 2015 tiba2 muncul benjolan di bawah ketiak, tidak tanggung2 melebar hingga sembilan sentimeter, Saya sampai memeriksakan diri di RS Surabaya pada waktu itu, Alhamdulillah kata dokter tidak ganas tapi harus di angkat hingga ke akarnya. Saya ceritakan semuanya pada suami. Beliau hanya bergumam lembut sambil menggenggam tanganku "Hmm setelah Dipikir2 ternyata rentang waktu penyakit2ta itu ada setelah cicil rumah ini, Apa ada hubungannya? Jangan2 ini juga penyebab Allah belum mengabulkan doa2 kita untuk punya momongan" Ucapnya sambil menerawangi rumah kami.
Tanpa terasa air mataku menetes, tersentuh dengan ucapan lembutnya, padahal dia mengatakan nya nyaris berbisik, genggamannya di tanganku pun makin erat. Akhirnya kami berdua berkesimpulan harus segera putus hubungan dengan bang, kalimat pamungkas untuk bang sudah kami siapkan "
"Bang, You and Me, End!!!"
Segera setelah itu kami memasang pengumuman di media on line untuk menjual rumah kami, harapannya rumah ini terjual untuk melunasi pokok utang pada bang yang jumlahnya lumayan besar. Tapi usaha kami bukannya tanpa hambatan, hampir sebulan tak ada tanda2 rumah kami akan laku, calon Pembeli hingga deadline pembayaran cicilan bulan berikutnya belum nampak, kami pun sudah tak mau lagi membayar cicilan bulan berjalan, membayar cicilan berarti membayar Bunga bang yang hampir tiga perempat bagian dari total cicilan kami. Tak mau tak boleh lagi bayar cicilan Riba.
Kami berembuk lagi, akhirnya jalan satu2nya untuk mendapatkan uang cash dalam waktu singkat adalah mobil, yah mobil harus kami lepas, Alhamdulillah mobil kami laku hy dalam waktu dua hari, Tapi harganya belum mencukupi harga rumah, di tambah pinalty karena percepatan pelunasan utang kami hampir Menembus 130juta rupiah.
Yaa Allah demikian beratkah ingin lepas dari jeratan Riba? Kami berdua hampir pitis asa, waktu akhir sebelum tenggang bulan kedua sdh di depan mata, Akhirnya saya menghubungi beberapa teman yang saya rasa bisa membantu, Alhamdulillah dua orang teman baik kami mau meminjamkan sisa kekurangan uang kami (jumlahnya lumayan besar). Semoga sahabat yang membantu kami ini dimudahkan urusannya dunia akhirat (aamiin).
Kami pun ke bang untuk memutuskan hubungan. Saat pengurusan pelunasan KPR tersebut ada percakapan menarik yg tdk bisa kami lupakan.
"kami tdk bisa lagi melanjutkan cicilan rumah kami pak"
Percakapan mengalir, kami menjelaskan maksud kedatangan kami, mereka merespon dan di akhir percakapan
"Pengajian di mana bu? Islam Jama'ah yah ?"
"..!?..?!¥@#.."
***
Sebuah kesyukuran luar biasa akhirnya bisa lepas dari jeratan bang bang, gpp deh naik motor lagi yang penting hati tentram bebas utang riba, Alhamdulillahnya lagi dalam jangka waktu dua bulan utang ke dua sahabat kami itu telah kami lunasi (terima kasih banyak untuk bantuannya pada kami, semoga mereka berdua membaca postingan ini). Rezki Allah maha luas, ingin lepas dari maksiat insyaAllah akan dimudahkan.
Satu lagi sebulan setelah lepas utang KPR riba bang, saya positif hamil. Apakah ini kebetulan? :)
Maka nikmat Tuhan mana yang engkau dustakan
Hidup Bebas Merdeka itu Lepas dari Riba, setuju??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar