Jumat, 28 Februari 2014

Like Mom Like Son


Ibu adalah manusia pertama yang dikenal seorang anak di dunia ini,. Ibu bahkan dari dalam kandungannnya pun anak telah menghafal alunan nadinya.., ibu di setiap hembusan nafasnya tercurahkan doa dan harapan untuk kebahagian anaknya., ibu sepanjang umur dunia tak pernah lelah menyemai subur kehidupan dengan cinta dan sayangnya,. ibu dikau adalah ratu kehidupan pemberi warna pada hitam putih di kehidupan ini..

Alangkah beruntungnya jika anak memiliki ibu yang sadar akan peranannya sebagai pendidik utama bagi buah hatinya, ditangannyalah akan terlahir anak-anak hebat kebanggaan dan teladan bagi umat., saat kehidupan semakin permisifi (serba boleh) dan hedonis (pengagungan materi/kesenangan jasadiah) ibu tangguh mampu menanamkan bekal melalui semua itu dengan kecintaan kepada Allah, kerinduan kepada Rasulullah, kedekatan dengan Alquran dan kebanggaan kepada Agamanya.

Anak hebat tidak akan terlahir secara instan, makhluk kecil itu adalah kertas kosong, ibunyalah pemberi warna hari-harinya. Alhamdulillah, tanpa sengaja hari ini saya diberi kesempatan menjadi saksi pewarnaaan itu, sebuah pemandangan menyejukkan mata dan meyentuh hati. Dia dengan wajah polos dan suara cadelnya anak yang belum lagi 4 tahun mampu melafadzkan ayat-ayat Alquran dengan fasih, saya bahkan sempat mengetes sendiri dengan membacakan surah an-naziat, berhenti, dan dia secara otomatis menyambung bacaan saya..Subhanallah, siapa yg tidak tersentuh.. saya bukan ibunya tapi ingin sekali mengusap kepalanya, menyentuh ujung rambutnya, menggenggam jari jemarinya yang lembut seraya berdoa semoga keberkahan dan kasih sayang Allah senantiasa tercurah padamu hai pemuda kecil. Sambil mengemudikan mobil ibunya berkata tak pernah memberi pelajaran khusus pada anaknya untuk menghafal, anak itu hanya menyaksikan dan mencontoh perilaku ibunya yang senantiasa melafadzkan Alquran dan dia meng-copy paste hafalan ibunya..hiks..anak tangguh sungguh lahir dari ibu yang tangguh.. terharu..

Saya jadi ingat kisah Uwais al qorni, generasi tabiin yang terkenal sebagai manusia langit, seorang hamba Allah yang tersohor karena baktinya pada ibunya, beliau rela memangku ibunya dengan kedua tangannya dari Yaman menuju Mekkah hingga kembali lagi ke Yaman untuk menunaikan ibadah haji. Dalam perjalanan pulang ibunya bertanya: “Uwais, apa yang kamu berdoa sepanjang kamu berada di Mekah?”. Uwais menjawab: “Saya berdoa minta supaya Allah (SWT) mengampunkan semua dosa-dosa ibu”.Ibunya bertanya lagi: “Bagaimana pula dengan dosa kamu uwais?”. Uwais menjawab: “Dengan terampun dosa ibu, ibu akan masuk syurga, cukuplah ibu ridha dengan saya, maka saya juga masuk syurga”.

Ahh, kisah ini selalu mengharu biru, tetap saja masih berkaca-kaca setiap membacanya kembali. Uwais memang sosok teladan, dan ibu Uwais juga manusia dengan berjuta keutamaan. Beliu mampu mencetak uwais sebakti ini pada orang tua. Siapakah uwais? Tak pernah bertemu Rasulullah tetapi beliau di sebutkan oleh Rasulullah SAW kepada Umar al-Khattab ra dan Ali bin abi tholib ra untuk mengenali Uwais al-Qarni sebagai seorang yang soleh dan derajatnya ditinggikan sehingga dia menjadi seorang yang doanya paling makbul.

*Luar biasa, sungguh hari yang menakjubkan..

"Rabbana hablana min azwajina wadzuriyyatina qurrata a'yunin waj'alna lilmuttaqiina imaama"

"Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati kami, dan jadikan kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa" (QS. Al-Furqan: 74)

“Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia maka putuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak sholeh yang mendoakan untuknya.” (HR. Muslim)

Kendari, 27 Februari
Inspired by barakatu:)
@tatikbahar

Senin, 24 Februari 2014

Pancaran Cinta ODOJ

Pancaran Cinta ODOJ

Tidak terasa sudah hampir dua bulan bergabung bersama komunitas onedayonejuz, selama kurang lebih 60 hari ini berusaha istiqomah mengkhatamkan satu juz setiap hari bukanlah hal yang selalu mulus. Ada saatnya aktifitas tilawah satu juz ini bersaing ketat dengan padatnya aktifitas lain, mengejar lembar demi lembar hingga menyelesaikan 10 lembar serasa pasang surut bagai ombak, ada saatnya kholas di awal hari (sebelum pukul 10.00 pagi), ada saatnya kholas dipertengahan waktu (sebelum dhuhur), ada saatnya kholas diakhir waktu (sebelum ashar), bahkan tidak jarang meminta tambahan waktu paruh pertama hingga pukul 18.00 petang, atau jika itupun tak cukup, butuh tambahan waktu lagi hingga paruh kedua pukul 20.00 malam. Dinamika khatam onedayonejuz bak utang yang harus dibayar setiap hari, hanya saja waktu membayarnya tak menentu bisa diawal, pertengahan, atau diakhir waktu.

Disinilah sangat terasa peranan group onedayonejuz. Saling menyemangati untuk bisa kholas tepat waktu. Disemangati dan memberi semangat, jika diberi pilihan tentu tidak semua anggota group bisa berperan semisal ini, tapi yakinlah disetiap group Allah telah menitipkan sosok-sosok teladan yang bisa menjadi contoh dan memberi motivasi bagi yang lain. Tengoklah ada yang selalu khatam sebelum matahari terbit, ada yang setiap hari sanggup mengambil lelangan, tak tanggung-tanggung 2-3 juz dikhatamkan setiap hari, ada juga sosok yang sering berbagi kisah inspiratif untuk memotivasi keistiqomahan dalam membaca alquran, ada lagi sosok yang senang menulis dan membuat kata-kata mutiara penyemangat bagi yang lain, sosok-sosok ini membuat group ODOJ serasa hidup, sosok-sosok ini tak kenal lelah berbagi panas bagi saudara-saudaranya, ibarat motor mereka adalah penggerak saat saudaranya kehabisan bensin, mereka sanggup memberi percikan api hingga menularkan panas menjaga semangat ber-ODOJ.

Saya pribadi mungkin belum bisa menjadi sosok-sosok teladan seperti mereka, tetapi sebuah kesyukuran bisa berada dekat dengan mereka, menyerap panas yang mereka berikan, bukanlah alamiahnya manusia akan terpengaruh dengan kebiasaan dan akhlak dari orang-orang didekatnya?! Jika belum mampu menjadi pancaran kebaikan bagi orang lain, setidaknya berada dekat orang-orang yang memancarkan kebaikan. Alhamdulillah, sungguh nikmat yang luar biasa dapat berkumpul dengan teman-teman yang saling menasehati dalam beramal sholeh, saling menyeru kepada kebaikan dan saling mengingatkan jika ada kelalaian. Inilah persaudaraan dan cinta yang sebenarnya, persaudaraan yang diikat karena ikatan ukhuwah karena Allah semata. Cinta yang dibangun karena keinginan untuk taat kepada-Nya. Berharap ‘onedayonejuz’ bisa menjadi sarana menghidupkan Alquran di lisan, menyuburkan di hati dan semoga menjadi tabungan kebaikan di kehidupan abadi.
 
“Rabbabaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lana Mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal-Wahhaab” (QS. Ali Imran: 7)

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”

“Seseorang itu menurut agama teman dekat/sahabatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat dengan siapa ia bersahabat.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

*sungguh semoga segala usaha ini diniatkan semata-mata berharap keridhoan Allah, bukan berharap simpati apalagi pujian manusia.

Kendari, 23 Februari 2014.
@tatikbahar, ODOJ 1005

Minggu, 09 Februari 2014

Belajar dari Anak seorang Profesor

Usianya baru 17 tahun, anak bungsu dari seorang professor ternama dikampus kami (Universitas Haluoleo Kendari). Saat ini dia masih duduk di kelas 2 Madrasah Aliah, atas inisiatif sendiri dia memutuskan berhenti sekolah dan memilih masuk pesantren tahfidz Alquran. Cita-citanya berubah ingin menjadi penghafal Alquran sejak sering mengikuti talim alquran Islamic Center Muaz Bin Jabal (ICM) Kendari

Apa orang tuanya yang menyandang gelar tertinggi akademik "Profesor Doktor" protes anaknya putus sekolah? Tidak orang tuanya mengijinkan, kakak-kakaknya mendukung. Setelah istikharah dan dengan meminta ridho orang tua, kemarin Pak Profesor sekeluarga mengantarkan anaknya masuk pesantren tahfidz alquran. Di usia belia dia memutuskan menyerahkan hidupnya untuk Allah dengan serius menghafal Alquran.

Tengoklah, disaat anak-anak lain seusianya disibukkan dengan fun; band, film, musik, dan gaul dia merasa terpanggil dan memilih menjadi hafidz quran. Padahal sambil sekolah pun dia telah mampu menyelesaikan 2, 5 juz hafalan alquran. Tak mengapa biarlah nanti adik saya menyelesaikan pendidikan menengah atasnya melalui paket C demikian ungkap salah satu kakaknya.

Orang tua mana yang tidak rela, kakak mana yang tidak terharu, sedih karena harus berpisah dengan anak dan adik tersayang, bahagia karena merrk faham ini adalah harta yang sebenarnya, tabungan dan investasi dunia akhirat., terharu mengingat adik bungsunya ini rela meninggalkan zona nyaman dirumahnya, dan memilih kehidupan zuhud dipesantren penghafal alquran. Cita-cita adiknya telah berubah ingin mempersiapkan diri kuliah di Kota suci Madinah, bertekad mempersembahkan mahkota untuk orang tuanya, mahkota yang cahayanya itu lebih terang dari  cahaya matahari, bertekad menjadi hamba yang diberi keistimewaan oleh Allah,. yah.. keistimewaan para penghafal Al Qur'an mereka bersama para malaikat yang mulia dan taat, istimewa karena mampu memberikan syafaat bagi 10 orang keluarganya di kehidupan abadi.

Saya jadi ingat perkataan Ust. Dr. Faizal di acara seminar Alquran Ahad, 26 januari 2014 kemarin. Minimal dalam satu keluarga besar ada satu orang anak penghafal Alquran, anak hebat pasti orang tuanya hebat. TIDAK kata teman saya anak hebat itu lihat ibunya, ibunya yang hebat., WAHAI Calon ibu sudahkah mempersiapkan dirimu menjadi ibu hebat?? Persiapan apa yang sudah kau dilakukan untuk menjadikan rumahmu memiliki penyejuk mata, pancaran cahaya Ilahi dengan anak-anak penghafal Alqur'an?!..Hikss., mengangkat jari telunjuk dan menunjuk hidung sendiri.

*Ahh., sungguh iri dengan keluarga ini

"Dan perumpamaan orang yang membaca Al Qur'an sedangkan ia hafal ayat-ayatnya bersama para malaikat yang mulia dan taat."(Muttafaqun 'alaih)

“Siapa yang membaca Al-Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, ‘Mengapa kami dipakaikan jubah ini?’ Dijawab, ‘Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al-Qur’an.” (HR Abu Daud)

@tatikbahar
Kendari, 9 Februari 2014
seperti dikisahkan kakak calon Al hafidz..insyaAllah semoga istiqomah..aamiin