Minggu, 20 Oktober 2013

Oh Mommy: My name is today, not tomorrow



Siang hari ini mentari bersinar terik tepat di atas kepala, waktu sholat dzuhur telah memanggil berkunjung ke mesjid kampus. Dipelataran mesjid termegah dikampus kuning ini,  saya bertemu dengan seorang teman yang lama tak bersua.  Dalam perbincangan yang cukup singkat ada hal menarik yang sempat kami perbincangkan:

S : "De sekarang sudah masuk tahap seleksi administrasi lho, kenapa tidak mencoba mendaftarkan  diri sebagai    CPNS?"

V : "Saya Malas ka’.,  Saya tidak tertarik bekerja. Perempuan bekerja itu 'Beban Ganda'. Diluar rumah lelah bekerja, pulang ke rumah juga harus mengurus ini itu., Bisa-bisa jadi korban eksploitasi perempuan. Bandingkan ka., jika laki-laki keluar rumah pulang bekerja sudah tidk memikirkan yang lain-lain,. Nah perempuan diluar rumah sibuk ngantor, pulang ke rumah lanjut lagi..fokus ka..fokus.. Capee Dehh.."

Hahh, jawaban yang tidak saya sangka keluar dari perempuan yang saya tau 'cerdas' secara akademik,. Dia sempat menawarkan apa saya tertarik belajar Bahasa Perancis? Dia dengan senang hati bersedia memberi kursus jika saya berkenan. Menurutnya mengusai bahasa inggris itu standar, jadi jangan merasa cukup hanya dengan ukuran 'standar'. Ckck, diakhir percakapan:  “Gimana ka’ suatu saat  siap jika harus berhenti bekerja? “

Saya hanya tersenyum..saya belum memikirkannya (lagi) de., Entahlah jika seandainya besok-besok Allah mentaqdirkan pertanyaan itu terlontar dari orang lain yang saya terikat 'Mitsaqan Ghaliza' dengannya :)

Perbincanganku dengan adik tersebut cukup berkesan hingga saya buatkan status di jejaring sosial,. Eh banyak komentar  yang masuk. Berikut ini komentar yang saya anggap paling menyentuh hati: 

Perempuan bekerja sperti makan buah simalakama.kalo yang satu sukses,berarti yg lain dikorbankan.tak kan prrnah dua-duanya sukses.  Tidak mungkin. Ketika perempuan ke luar dari rumah,mengejar kesuksesan dalam kerja, berarti yg dirumah akan dikorbankan (Apakah ada pembantu yg smpurna dalam mrawat dan mendidik anak, like his or her own mommy, kagak ade ye.) Peran ibu dalam setiap detik perkembangan anak begitu besar. Ketika seorang ibu keluar rumah, maka sesungguhx dia telah kehilangan kesempatan untuk memaksimalkan tumbuh kembang anaknya  dan detik yang hilang tidak akan pernah bisa ditebus. Anak itu nama lainnya 'Today'....kebutuhannya tidak bisa ditunda 'Tomorrow',....Besok saja baru mama masak ya biar mau makan...aduh tidak sempat hari ini...besok saja kita pikniknya........”oh mommy: my name is today,not tomorrow” .#pengalamanpribadi

Saya terharu membaca komen ini, saya menuliskannya sesuai teks asli tanpa merubah sama sekali kecuali memperbaiki singkatan dan ejaan.

Salam

*Dalam sehari bertemu dua perempuan hebat,. Unforgetable moment